Jumat, 21 Oktober 2011

MENGAJARKAN ANAK MENULIS


Menulis adalah hal yang penting karena merupakan sarana komunikasi tertulis dan merupakan salah satu tugas perkembangan yang diperlukan anak terutama ketika masuk Sekolah Dasar. Mereka dituntut sudah mampu menulis atau paling tidak, ia tidak memiliki masalah berkaitan dengan menulis. Cukup banyak anak yang ketika memasuki SD atau saat di TK menolak menulis ataupun menolak tugas-tugas yang berkaitan dengan motorik halus. Menulis adalah keahlian yang membutuhkan koordinasi gerak dan persepsi yang kompleks meski nampaknya merupakan kegiatan sederhana.

Menulis pada anak perlu dipersiapkan pada waktu yang tepat. Waktunya perlu pas, tidak terlalu cepat/dini maupun tidak terlalu terlambat. Jika terlambat, anak akan tertinggal dengan teman-temannya sehingga anak dapat merasa tidak percaya diri. Juga sebaiknya tidak terlalu dini karena dapat membuat anak dan orangtua yang mengajarkannya merasa frustasi. 

Kapan anak siap belajar menulis?
Persiapan  menulis anak sebaiknya dilakukan sebelum anak sekolah TK dan SD kelas 1 sehingga anak siap untuk menerima instruksi dari para guru untuk menulis. Tahap awal anak siap belajar menulis ketika ia sudah /sedang berada pada tahap bermain konstruktif. Bermain konstruktif yaitu pada saat bermain, ia sudah mampu memikirkan mainan yang dibuatnya hendak dijadikan bentuk seperti apa. Misalnya pada permainan susun balok. Ketika anak sudah mampu menyusun balok menjadi suatu menara, dapat dijadikan tanda bagi orangatua bahwa anak telah siap diajarkan menulis. Pada tahap anak bereksplorasi dengan mainan seperti memukul-mukul mainan, melempar mainan, bukanlah saat yang tepat karena kemampuan persepsinya masih minim. Anakpun masih akan memukul-mukul krayon dan belum dapat diarahkan.

Pada saat mengajarkan anak menulis, biasanya akan dimulai dengan mencoret-coret acak, kemudian mencoret horizontal/vertical barulah mencoret secara melingkar. Sekitar usia 21 bulan anak sudah mulai belajar membuat garis horizontal, vertical. Mulailah dengan garis-garis sederhana terlebih dahulu sebelum mengajarkan angka dan huruf sehingga anak merasa percaya diri dan sesuai dengan tahapan perkembangnanya. Pada umumnya, tahapannya adalah garis horizontal, garis vertical, lingkaran, tanda tambah, garis miring, bentuk kotak, garis silang, segitiga dan bentuk belah ketupat. Barulah setelah itu anak belajar membuat angka kemudian huruf besar dan huruf kecil.

Apa kunci sukses dalam mengajarkan anak menulis ?
  1. Menunjukan antusiasme, kepedulian dan ketertarikan.
Jika orangtua/guru yang mengajarkan menunjukkan ketertarikan, anak akan termotivasi karena ia meniru reaksi orang yang signifikan baginya.

  1. Menggunakan demonstrasi visual, auditori, dan instruksi kinestetik/gerak.
Anak anak bosan jika hanya melulu kertas dan pinsil warna yang dilihatnya. Gabungkan aktivitas menulis sambil bernyanyi, menggunakan cat warna, pasir/media yang beraneka ragam atau sambil bergerak.

  1. Memberi penghargaan, dukungan dan umpan balik
Jika anak berhasil atau sudah berusaha melakukan yang terbaik yang ia dapat lakukan, jangan lupa untuk memberikan penghargaan dan pujian.
  1. Menciptakan lingkungan yang positif, menyenangkan, dan lingkungan yang mendukung pembelajaran.
  1. Memberikan tahapan yang sederhana dan mudah diikuti.
  2. Sesi pembelajaran singkat, sering, dan diikuti dengan latihan.
  3. Jangan menunjukan rasa frustasi, dan berusahalah untuk sabar.
8.      Keterampilan menulis tidak hanya melulu menulis, jadi kembangkan kemampuan yang lain seperti mewarnai, meronce, menisik, menjelujur, dan sebagainya.

Stefani Pekasa, SPsi,MPsi
Psikolog di RSIA Sumber Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar